Pada sebuah studi di Stanford University Medical Center, dilakukan perbandingan beragam jenis diet A sampai Z. Riset ini melibatkan 300 orang lebih yang kelebihan berat badan dan obesitas yang diujicobakan selama setahun pada setiap peserta.
Percobaan ini dilakukan secara acak dari Februari 2003 sampai Oktober 2005.
Diet yang dibandingkan adalah: Atkins, LEARN, Ornish, dan Zone.
- Diet Atkins adalah diet yang sangat rendah karbohidrat,
- LEARN adalah diet yang mengikuti panduan piramida makanan dari Amerika yaitu rendah lemak dan tinggi karbohidrat,
- Ornish adalah diet yang sangat rendah lemak tapi karbohidratnya tinggi sekali,
- Zone adalah diet berimbang mengikuti rasio karbohidrat terhadap lemak dan protein 40:30:30.
Penelitian ini menghabiskan jutaan dolar Amerika.
Hasilnya adalah diet ala dr. Atkins yang paling sedikit asupan karbohidrat lebih unggul dari metode diet lain.
Dalam waktu 6 bulan, para peserta diet Atkins berhasil menurunkan berat badan hingga 6 kilogram.
Secara rata-rata setahun, diet Atkins menurunkan berat badan sebanyak 4,7 kg, diet LEARN sebanyak 2,6 kg, diet Ornish 2,2 kg, dan diet Zone 1,6 kg.
Selain menurunkan berat badan terbanyak dan terlama, diet Atkins juga paling bagus dalam menurunkan tekanan darah serta lemak darah atau trigliserida, serta meningkatkan jumlah kolesterol baik atau HDL.
Percobaan Beragam Diet
Saya juga pernah mencoba beragam diet.
- Dari diet yang sekedar mengurangi kalori (membuat saya lemas dan lapar akhirnya berat yang berhasil turun kembali lagi),
- diet vegetarian yang masih boleh makan telur dan susu (berat badan saya malah bertambah),
- diet hanya minum jus sayuran mentah (bikin radang sendi dan asam urat saya malah naik),
- diet makan pisang saja (jadi konstipasi sampai berdarah),
- sampai yang aneh-aneh seperti diet minum jelly atau agar-agar,
- diet dengan obat peluruh lemak, dan sebagainya.
Saya ingat yang paling berhasil menurunkan berat badan adalah tidak makan sama sekali alias berpuasa.
Saya hanya minum air putih dan teh tawar selama beberapa hari tidak makan apapun.
Tapi kan kita tidak bisa selamanya berpuasa.
Lagi pula diet puasa ini sering ada efek samping seperti mual dan pusing parah yang tidak mempan pakai obat apapun (sekarang saya tahu penyebab pusing dan mual adalah sakau dari kecanduan karbohidrat/gula dan tubuh sedang beradaptasi menuju ketosis).
Selanjutnya saya ingat diet lain yang sukses menurunkan berat badan dengan konsisten adalah diet rendah karbohidrat.
Saya hanya makan ayam, ikan, telur, tahu, dan tempe serta sedikit sayur-sayuran.
Mirip dengan diet Atkins pada penelitian di Universitas Stanford di atas.
Diet yang rendah karbohidrat ini berhasil menurunkan berat badan dengan drastis dan tahan lama.
Diet rendah karbohidrat memiliki efek yang mirip dengan puasa, sama-sama menurunkan kadar insulin sehingga tubuh bisa mulai membakar lemak.
Tapi saya hanya melakukannya sebentar dan kembali lagi ke pola makan biasa.
Akhirnya berat badan kembali naik secara tidak disadari karena setiap tahun naik sedikit demi sedikit, dari setengah kilogram sampai 2 kg saja.
Dan saya salahnya hanya makan sedikit dan kurang lemak, sehingga kadang tidak puas dan berasa kurang kenyang.
Setelah mempelajari lebih dalam berbagai jurnal ilmiah dalam ilmu nutrisi dan endokrinologi, saya menemukan diet yang paling bagus.
Diet Terbaik adalah Pantang Diet
Yaitu pantang diet yang bukanlah diet sementara tapi dijadikan gaya makan selamanya.
Makanan yang disarankan adalah daging merah (sapi atau kambing) dengan butter sekenyang-kenyangnya dan menghindari karbohidrat tinggi seperti yang terbuat dari tepung serta gula.
Seperti dalam sebuah penelitian lainnya (http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/18635428) yang membandingkan diet rendah lemak dan mengurangi kalori, diet Mediteranian (tinggi serat dan lemak tak jenuh), serta degan diet rendah karbohidrat (tinggi lemak, protein sedang) tanpa batasan kalori.
Studi ini dilakukan selama 2 tahun kepada 300 orang yang kelebihan berat badan.
Riset perbandingan diet ini juga hasilnya sama, diet rendah karbohidrat paling unggul.
- Diet rendah karbohidrat berhasil menurunkan berat badan rata-rata hingga 4,7 kg
- Sedangkan diet Mediteranian menurunkan berat badan rata-rata 4,4 kg
- Dan diet rendah lemak menurunkan berat badan rata-rata hanya 2,9 kg saja
Sampai sekarang sudah banyak sekali penelitian yang membuktikan diet rendah karbohidrat lebih baik bukan sekedar penurunan berat badan namun juga penurunan gula darah hingga normal bagi mereka yang diabetes, penurunan resiko serangan stroke dan jantung dengan membaiknya profil kolesterol serta perbaikan kesehatan secara keseluruhan.
Kunci Kesuksesan Diet Rendah Karbohidrat
Mengapa diet rendah karbohidrat ini bisa berhasil padahal kalorinya tidak dibatasi?
Diet makan daging adalah diet nenek moyang kita selama ratusan ribu tahun, ini adalah diet yang sesuai dengan perkembangan genetika kita.
Makanan seperti tepung dan gula hanya ada selama beberapa ribu tahun dan tubuh kita belum beradaptasi.
Lagipula, pertanian jaman sekarang beda dengan tanaman jaman dulu.
Sekarang selain sekedar kawin silang untuk menumbuhkan varietas tanaman yang rendah biji dan membuat lebih manis (seperti pada buah-buahan), ada juga rekayasa genetika, radiasi dan reaksi kimiawi, yang merubah tumbuhan dari yang alami jadi berpotensi berbahaya bagi kesehatan.
Maka dari itu, lebih baik makan makanan yang berasal dari binatang.
Protein hewani lebih unggul dan lengkap dibandingkan protein nabati yang kurang komplot dan asing bagi tubuh.
Makanan dari hewan yang berprotein seperti daging jarang menimbulkan reaksi alergi seperti sumber protein dari tumbuhan seperti pada kacang-kacangan.
Hewan yang diberikan makanan tinggi karbohidrat/gula akan bertambah beratnya dari lemak, seperti sapi atau babi potong serta menyebabkan fatty liver pada bebek/angsa yang sengaja diternakkan untuk makanan ala Perancis ‘foei gras’atau hati yang gemuk.
Dengan dimasak, daging menjadi mudah dicerna dan memiliki banyak kandungan nutrisi hingga puluhan kali lipat sayuran (misalnya kandungan zat besi sepotong daging sama dengan 2 kg sayur bayam).
Mitos tentang lemak jenuh tidak bagus untuk jantung juga salah, banyak studi yang menunjukkan tidak ada hubungannya.
Kelebihan konsumsi gula dan peningkatan insulin adalah sumber masalah utama penyakit pembuluh darah seperti serangan stroke dan jantung.
Gula bersifat menciptakan peradangan dan insulin mengeraskan dinding pembuluh darah.
Karbohidrat atau gula yang menyebabkan inflamasi menjadikannya lengket di dalam darah, membuat lemak dan kolesterol melekat serta menumpuk sehingga terjadi penyumbatan.
Padahal kolesterol dan semua lemak itu baik dan dibutuhkan tubuh (esensial) kecuali lemak trans, trans-fat adalah minyak yang dihidrogenasi yang inilah yang merusak kesehatan.
Protein juga sangat vital dan esensial bagi kehidupan, tapi kalau karbohidrat tidak dibutuhkan dari makanan karena tubuh bisa membuatnya dari pemecahan lemak (gliserol dari trigliserida) dan protein lewat proses glukoneogenesis.
Sama seperti percobaan pada monyet yang diberikan makan karbohidrat tapi rendah lemak dan kurang protein menyebabkan perutnya membuncit.
Mengapa sekedar makan berimbang dan mengurangi kalori saja tidak berhasil sebaik makan rendah karbohidrat?
Ini erat kaitannya dengan sistem biokimia tubuh kita dalam mencerna makanan dan tingkat metabolisme seseorang.
Seseorang menjadi bertambah berat badannya karena sel-sel lemaknya juga bertambah dan membesar.
Karena inilah orang yang obesitas jadi banyak makan, sel-sel lemaknya yang membesar mengambil dan menyimpan kalori dalam bentuk lemak.
Sehingga kalori di dalam darah, untuk otot, otak, dan fungsi tubuh lainnya berkurang karena kebanyakan ditimbun di sel-sel lemak saja.
Makanya orang gemuk jadi makan berlebihan, karena merasa kelaparan.
Bukan sebaliknya, menjadi gendut karena kelebihan makan.
Sama saja seperti ibu hamil yang menjadi mudah lapar dan banyak makan karena ada janin di dalam tubuhnya.
Orang yang kelebihan sel-sel lemaknya akan merasa mudah lapar dan banyak makan.
Begitu seterusnya seperti lingkaran setan.
Sel-sel lemak yang berlebihan akan menyebabkan makan yang berlebihan karena tubuh merasa kelaparan, kekurangan kalori karena kebanyakan kalori disimpan dalam lemak.
Sumber Masalah Kelebihan Berat Badan
Apa yang membuat sel-sel lemak ini berlebihan dan banyak menimbun kalori?
Jawabannya adalah insulin. Kunci dari masalah berat badan adalah hormon insulin ini.
- Insulin adalah hormon pertumbuhan yang mengembangkan sel-sel lemak.
- Insulin yang tinggi membuat tubuh berhenti membakar lemak sebagai tenaga.
- Insulin yang berlebihan malah membuat tubuh menyimpan lemak lebih banyak.
Apa menyebabkan kadar insulin meningkat?
Hormon insulin berfungsi menurunkan kadar gula darah, gula darah yang naik adalah akibat dari makan karbohidrat dan konsumsi gula.
Makanan yang berprotein dan berlemak tidak menyebabkan lonjakan insulin, malah memicu hormon glukagon sebagai hormon yang merangsang penggunaan lemak sebagai energi.
Buktinya dari eksperimen pada binatang, insulin menyebabkan peningkatan berat badan dari lemak.
Juga dari hasil terapi pada orang diabetes, insulin menambah berat badan dimana kekurang insulin akan menurunkan berat badan khususnya dari sel-sel lemak.
Tidakkah cukup mengurangi insulin dengan mengurangi kalori dari makanan?
Diet dengan pembatasan kalori saja tidak cukup, pada studi yang menunjukkan konsumsi karbohidrat meningkatkan berat badan, pengurangan makanan malah menghasilkan penurunan metabolisme sehingga berat badan tetap saja bertambah.
Jadi percuma saja mengurangi kalori karena tubuh akan dengan cerdas juga mengurangi pengeluaran tenaga, metabolisme jadi turun.
Kesimpulannya Makan Makanan Rendah Karbohidrat
Makan makanan rendah karbohidrat tanpa perlu dibatasi malah meningkatkan metabolisme, dalam suatu studi bisa mencapai beberapa ratus kalori pembakarannya, sama dengan berolahraga selama satu jam.
Sumber tenaga alami manusia adalah dari lemak.
Cadangan gula dalam bentuk glikogen hanya sedikit di tubuh tidak sampai setengah kilogram, tapi cadangan energi dalam bentuk lemak tubuh bisa sampai puluhan kg!
Bahkan karbohidrat yang dimakan akan diubah menjadi lemak atau trigliserida, hanya sedikit yang disalurkan ke otot dan liver sebagai cadangan jika suatu waktu gula darah turun.
Tubuh selalu menjaga kadar gula darah, kira-kira hanya sesendok makan lebih dalam beberapa liter darah, kalau kelebihan bahkan setengah sendok saja kita sudah diabetes.
Hormon glukagon dan insulin menjaga keseimbangan dan kestabilan kadar gula darah ini.
Kelebihan sampai sesendok lebih gula di dalam darah bisa bikin kita koma sampai meninggal.
Makanya tubuh sangat gencar memproduksi hormon insulin jika kita banyak makan makanan yang menaikkan gula darah seperti karbohidrat.
Lalu insulin bereaksi sampai berlebihan untuk menurunkan kadar gula darah ini yang tinggi karena makanan khususnya karbohidrat.
Gula darah yang jadi rendah membuat manusia gemetaran, lemas, dan ingin makan lagi khususnya yang manis-manis.
Kita jadi makan karbohidrat lagi. Mudah lapar lagi padahal belum lama makan.
Kalau makan protein dan lemak saja tanpa karbohidrat, gula darah kita akan stabil.
Rasa kenyang lebih awet dan tahan lama. Tidak mudah merasa lapar lagi.
Nutrisi terpenuhi karena banyak zat gizi dari protein dan lemak esensial.
Sedangkan karbohidrat sedikit memilik nutrisi dan gulanya yang tinggi.
Karbohidrat yang dikonsumsi juga sebagian besar akan dijadikan lemak (trigliserida) pada akhirnya.
Jadi, untuk apa makan karbohidrat yang akhirnya menumpuk sebagai lemak juga.
Lemak yang sulit untuk diakses lagi, berbeda dengan lemak alami dari daging binatang.
Sebaiknya konsumsilah daging berlemak yang enak sebagai sumber tenaga langsung.
Kelebihan makan lemak dan protein tidak akan membuat gemuk seperti makan karbohidrat dan gula yang kebanyakan.
Inilah yang sudah dikonfirmasi oleh berbagai penelitian terkini, dan sudah saya alami sendiri.
Pantang diet, makan tanpa karbohidrat, membuat saya turun berat badan permanen dari berkurangnya sel-sel lemak, kesehatan semakin meningkat.
Sekarang tinggal Anda coba dan buktikan sendiri!
Tes 3 minggu makan daging dan air putih saja..
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.