Cara Makan Optimal Manusia sejak Jaman Purba

Nenek moyang kita berevolusi mulai dari homo habilis (primata cerdas) lalu homo erectus (manusia purba) dan akhirnya menjadi homo sapiens (manusia modern) karena makan makanan bergizi dan padat kalori: daging.

homo habilis berburu

Apalagi setelah manusia purba bisa membuat senjata dan menciptakan api, semakin mudah mencerna gizi dari daging.

Ini terjadi selama ratusan ribu bahkan jutaan tahun. Kalau makan daging itu tidak baik untuk kesehatan, seharusnya manusia sudah punah dari dulu.

Manusia purba tidak ada yang bermasalah dengan obesitas, diabetes, sakit jantung, stroke, kanker, dll.

Ini bisa dilihat dari suku-suku yang masih makan makanan tradisional dari ratusan ribu tahun (sebelum jaman pertanian) yaitu makanannya berupa hewan buruan seperti suku Masai di Afrika, suku Inuit di Eskimo, mereka berbadan ideal dan jarang yang kena sakit manusia modern.

Manusia purba berumur panjang, jika umur rata-rata pendek itu karena secara hitungan statistik banyak bayi yang meninggal baru lahir karena belum adanya perawatan kesehatan yang layak. Sehingga secara rata-rata umurnya tidak panjang.

Padahal banyak manusia purba berhasil mencapai usia senja yang jauh lebih lama dari manusia modern, di atas seratus tahun jika tidak terkena infeksi atau kecelakaan karena belum adanya antibiotika serta rumah sakit.

Jadi, manusia sekarang banyak yang sakit karena makan secara tidak alami. Kebanyakan tepung dan gula sejak jaman industri pertanian, manusia yang kelebihan karbohidrat akan memiliki hormon insulin yang berlebihan dan menyebabkan beragam penyakit metabolisme.

Kesimpulannya, makanlah makanan yang sudah dimakan manusia selama ratusan ribu tahun. Bahkan jutaan tahun, jika menghitung spesies homo habilis awal sebagai manusia purba.

Cara makan paling optimal untuk manusia sejak jaman purba adalah makan daging dan bukan makan karbohidrat.

homo erectus memasak

Bayangkan saja jika kita di hutan, lebih baik makan dengan;

  1. Mencoba berburu binatang lalu menjadikannya masakan bernutrisi tinggi atau,
  2. Mencoba memakan tumbuhan seperti; buah, jamur, umbi-umbian, dan sayuran di hutan dengan resiko keracunan?

Makan binatang adalah awal pembesaran otak (kunci kecerdasan akal manusia) dan penyusutan usus (sampai ada usus buntu).

Karakteristik inilah yang membedakan manusia dengan primata lainnya.

Inilah makanan yang manusia sudah beradaptasi selama ratusan ribu tahun dan sudah dirancang untuk memaksimalkan kesehatan manusia.

Manusia dari dulu beraktivitas dan berburu dengan bahan bakar tenaga dari makanan berlemak, bukan dengan bahan bakar gula seperti manusia modern.

  • Daripada menumpuk lemak dengan memakan karbohidrat dan gula;
  • Lebih baik membakar lemak dengan berpantang karbohidrat dan gula.

Lebih sehat, lebih kuat dan telah teruji selama ratusan ribu bahkan jutaan tahun dari jaman purbakala.

Manusia modern yang kebanyakan makan karbohidrat dan gula rentan kegemukan, obesitas, diabetes, kepikunan, serangan jantung dan stroke, tumor serta kanker, dll. 

Cara untuk membakar lemak adalah menguras habis cadangan gula di tubuh dengan berpantang karbohidrat dan gula tentunya.

Jangan takut kekurangan glukosa karena tubuh bisa membuatnya dari protein (glukoneogenesis) dan metabolisme lemak. Dibuat sesuai kebutuhan tidak akan berlebihan.

Tapi kalau kita makan karbohidrat dan gula secara berlebihan, tubuh akan menyimpannya sebagai cadangan energi dalam bentuk lemak.

Dan selama kita masih makan karbohidrat, lemak tubuh akan terus menumpuk apalagi jika hormon insulinnya sudah berlebihan.

Beruntung bagi mereka yang bisa makan karbohidrat banyak tapi tidak gemuk, tapi hati-hati gula itu akan menjadi pendukung tumor, kanker, sakit jantung dan pembuluh darah lainnya, serta kepikunan atau bisa dipastikan fatty liver.

Jadi kurus pun belum tentu sehat, kalau kebanyakan makan karbohidrat. 



Maka lebih baik tidak usah makan karbohidrat. 

Karbohidrat tidak ada yang esensial, sedangkan lemak (omega 3 dan 6) serta 9 asam amino atau protein penting sangat dibutuhkan oleh tubuh dan esensial alias tidak bisa dibuat sendiri harus dikonsumsi dari makanan.

Yang perlu diperhatikan disini adalah takaran karbohidratnya, tidak penting rasio lemak dengan protein.

Jika konsumsi karbohidrat dan gula melebihi batas maka kita akan berhenti menjadi pembakar lemak.

Apa batasnya? Ada yang bilang karbohidrat harus di bawah 20 gram sehari, ada yang boleh in sampai maksimal 50 gram.

Ada yang mengukur kadar gula darah atau menghitung keton.

Repot juga, dan rawan kemasukan karbo tanpa disadari (carb creep). Maka dari itu lebih baik pantang karbo sama sekali, akan lebih mudah dan awet dalam jangka panjang.

Untuk sehat jangka panjang, ikutilah gaya hidup yang awet bukan tren diet sesaat saja. Saya mengikuti cara makan yang sudah terbukti selama ratusan tahun dan sudah dicontohkan oleh mereka sukses selama puluhan tahun bukan sekedar metode diet baru.

Saya terinformasi manusia sudah ratusan ribu tahun makan daging, berkat penemuan fosil dan penelitian di bidang arkeologi yang dikombinasikan dengan teknologi deteksi radioaktif sehingga bisa mengetahui makanan manusia purba.

Dan saya juga tahu ada orang yang berhasil selama 50 tahun makan makanan dari binatang bukan tumbuhan (Owsley ‘The Bear’ Stanley) sampai dia meninggal karena kecelakaan mobil, padahal sudah lama punya penyakit tumor/kanker tapi berhasil melawan penyakit itu dengan berpantang karbohidrat.

Saya juga kenal keluarga yang sudah 15 tahun hanya makan steak, suaminya sehat, istrinya sembuh dari penyakit ganas, dan anak-anaknya tumbuh dengan baik.

Saya juga akrab dengan beberapa orang yang sudah menjalani diet pantang karbo dan makan daging minum air ini yang sudah menjalaninya selama 10 tahun, ada yang sudah 9 tahun, 8 tahun, dan seterusnya.

Saya percaya pengalaman mereka yang sudah membuktikan dengan kesehatan yang prima dan bisa bertahan menjadi pembakar lemak dalam jangka panjang.

Sederhana saja, cukup makan daging (sapi, kambing, ayam, ikan) serta minum air putih.

Makan sepuasnya sampai kenyang tidak perlu dibatasi sehingga tidak ngemil.

Kalau terlalu sering makan (karena ngemil juga), maka kadar insulin akan selalu tinggi.

Orang yang berlebihan hormon insulinnya akan membuat tubuhnya lebih ke arah penyimpanan lemak, alias jadi gemuk atau berperut buncit.

Kalau mau ngemil, cukup kerupuk kulit saja atau keju. Tapi dekat-dekat waktu makan seperti sebagai makanan pendamping atau penutup, jadi insulin tetap seimbang tidak berlebihan.

Pada akhirnya, segala keinginan makan yang aneh-aneh akan hilang seperti saya dulu sangat suka pizza tapi sekarang tidak lagi suka bahkan dikasih gratis pun tidak mau!

Dan makan sesuai intuisi serta selera saja, jika sedang ingin makan makanan lebih berlemak makan daging yang banyak lemaknya.

Lalu jika sedang ingin makan daging kurang lemak seperti kambing dan ayam, ikuti saja tidak usah mengukur rasio protein dan lemak .

Cukup berpantang karbohidrat, sangat sederhana dan mudah tanpa perlu pikir susah-susah karena kita ingin menjalankannya seumur hidup bukan sesaat.

Maka semua hitung-hitungan rasio makro nutrisi antara protein dengan lemak, serta pembatasan karbohidrat yang diperbolehkan minimum, segala pengukuran yang merepotkan hanya akan membuat susah bertahan dalam menjaga gaya makan sehat ini dalam waktu lama.

Ini bukan diet, ini adalah gaya makan alami manusia yang sehat dengan mengoptimalkan metabolisme serta menyeimbangkan hormon-hormon dengan cara paling simpel.

Makan masakan dari daging yang enak (terserah sukanya apa: sapi, kambing, ayam, ikan) dan hindari karbohidrat (pantang makan makanan yang dari tepung, gandum, terigu, sagu, umbi-umbian, beras, nasi, kentang, mie, singkong, jagung, buah, gula, dll).

Coba saja selama sebulan, buktikan sendiri hasilnya.

(Tak perlu menimbang, cukup foto seluruh tubuh dan hitung ukuran pinggang, tubuh akan memulai proses rekomposisi, bisa saja berat tidak turun banyak tapi otot bertambah dan lemak berkurang.

Apalagi jika sebelumnya biasa diet atau puasa dengan asupan protein yang rendah, bisa jadi banyak massa otot yang berkurang lalu akan kembali kalau kita makan daging.

Ingat saja; berat lemak tubuh bisa berkurang tergantikan oleh berat otot (protein) yang bertambah. Tapi massa keseluruhan tidak turun banyak walaupun terlihat jauh lebih langsing. Ini karena perbedaan volume lemak yang lebih besar daripada otot dengan berat yang sama.

Yang penting jika mengalami masa adaptasi seperti pusing-pusing atau lemas karena tidak makan nasi misalnya, terus bertahan jangan menyerah karena hanya berlangsung selama beberapa hari saja, tubuh sedang bertransisi menjadi pembakar lemak, banyak-banyak minum dan tambah asupan garam serta makan daging berlemak).

Hanya butuh beberapa hari saja untuk tubuh beralih dari pembakar gula yang tidak efisien menjadi pembakar lemak yang memang sudah dirancang begitu, maka manusia menyimpan cadangan energi dalam bentuk lemak bisa sampai berpuluh-puluh kilogram.

Intinya, lemak adalah sumber tenaga manusia. Protein adalah pembentuk sel-sel tubuh manusia.

Tapi karbohidrat tidak dibutuhkan walaupun sebagian kecil sel tetap membutuhkan gula. Walaupun begitu glukosa bisa didapatkan dari metabolisme lemak dan glukoneogenesis dari protein.

Kesimpulannya, makanlah makanan berlemak dengan protein hewani yang alami seperti daging, ikan, ayam. Hindari gula dari makanan (karbohidrat) dan dari minuman.

Cukup minum air putih itu adalah minuman alami manusia juga selama jutaan tahun.

Percaya pada prosesnya, setelah beberapa lama akan terasa manfaat gaya makan sehat alamiah ini dan catat keberhasilan dalam kesehatan seperti jadi jarang sakit dan pikiran jadi lebih tenang dan tidak mudah lelah.

Silahkan dicoba…