Karbohidrat dan Sakit Jantung

PROSES PENCERNAAN KARBOHIDRAT

Karbohidrat, seperti buah dan sayuran, mie, kentang, nasi, roti, pasta, dan seterusnya, serta tentu saja: gula, semua berubah menjadi glukosa sederhana dalam saluran pencernaan manusia sebelum memasuki aliran darah. 

Jika Anda terus makan karbohidrat, gula sederhana yang dihasilkan akan disimpan. Tubuh manusia dapat menyimpan sekitar 1.500 kalori dari gula. 

Namun, setelah batas simpanannya terpenuhi, hati akan mengubah sisa gula ini menjadi lemak.

Jenis lemak yang dibuat di hati adalah asam palmitat atau lemak jenuh.

Selanjutnya adalah, tiga molekul asam palmitat ini melekat pada molekul gliserol, membentuk yang namanya trigliserida.

PEMBENTUKAN KOLESTEROL LDL

Kemudian trigliserida ini akan dibawa oleh Very Low Density Lipoprotein (VLDL) untuk beredar di dalam aliran darah. 

Ketika VLDL mencapai sel-sel lemak (jaringan adiposa), trigliserida yang terkandung akan diurai dan diserap ke dalam sel-sel lemak itu. 

Setelah VLDL ini melepas sejumlah besar trigliserida, maka ia mengecil, menjadi satu jenis lipoprotein yang sering disebut sebagai ‘kolesterol jahat’ yakni LDL alias (Low Density Lipoprotein).

Ini berarti VLDL-nya menjadi menyusut dan disebut sebagai LDL. 

LDL ini akan disirkulasikan utamanya dari hati. Beberapa LDL disirkulasikan oleh sel lain di seluruh tubuh yang membutuhkan kolesterol yang terkandung di dalamnya.

Sehingga, bisa dibilang satu-satunya sumber LDL adalah VLDL.

Dan proses dimana asetil-CoA (metabolisme gula sederhana) yang diubah menjadi asam lemak disebut: lipogenesis. 

Berikutnya sintesis trigliserida terjadi, sebagai sumber energi yang disimpan dalam bentuk lemak.

Lipogenesis ini meliputi proses sintesis asam lemak dan sintesis trigliserida (di mana asam lemak diesterifikasi dengan gliserol). 

Yang bertugas mengantarkan lemak yang disintesis oleh tubuh ini adalah lipoprotein yang berbentuk very-low-density (VLDL) melewati pembuluh darah menuju jaringan tubuh. 

Lipogenesis ini berarti bahwa karbohidrat yang berlebihan di dalam tubuh akan diubah menjadi asam palmitat. 

Asam palmitat ini adalah asam lemak jenuh yang merupakan komponen lemak di tubuh. 

LEMAK JENUH TIDAK SEHAT?

Pada tubuh manusia, komposisi lemak jenuh ini bisa mencapai rata-rata 21-30% dan mengandung hingga puluhan ribu kalori (bahkan yang kelebihan berat badan bisa hingga seratusan ribu kalori!)

Tapi lemak jenuh ini disebut-sebut tidak menyehatkan, dan makan makanan berlemak menyebabkan penyakit jantung. 

Lalu mengapa tubuh secara alami mensintesis lemak jenuh, asam palmitat, yang secara aktif merusak kesehatan kita?

Tidak hanya itu, air susu ibu atau ASI juga terdiri dari mayoritas lemak, apakah itu akan meningkatkan resiko penyakit jantung pada bayi-bayi yang baru lahir?

Aneh kan kalau manusia berevolusi untuk rawan terkena penyakit jantung? 

Ditambah lagi, ketika VLDL yang menyusut menjadi ‘kolesterol jahat’ atau LDL diduga juga dapat menimbulkan resiko sakit jantung (diduga).

Pada kenyataannya, jika seseorang makan makanan berlemak jenuh, lemak ini langsung dicerna dan dikemas ke dalam chylomicrons, sebagai jenis lipoprotein yang besar untuk memasuki aliran darah secara langsung tidak perlu lewat hati seperti VLDL. 

Ketika chylomicrons ini melepaskan lemak ke sel-sel, maka chylomicron ini akan menyusut kecil sekali hampir tidak ada. 

Chylomicrons ini tidak dikonversi ke LDL dan juga tidak meningkatkan resiko penyakit jantung.

Bisa dikatakan, memakan makanan lemak jenuh tidak meningkatkan kadar LDL yang diduga meningkatkan resiko penyakit jantung.

Sedangkan zat yang sebenarnya bisa meningkatkan kadar LDL / kolesterol jahat ini adalah karbohidrat alias gula.

Oleh karena itu, satu-satunya sumber LDL adalah VLDL, dan itu disebabkan oleh makan terlalu banyak karbo/gula.

Jadi jelaslah bahwa kesimpulannya konsumsi karbohidrat akan meningkatkan kadar LDL.

Ketika konsumsi makanan berkarbohidrat tinggi, lemak di dalam tubuh dan trigliserida di darah akan meningkat. 

Makanan yang mengandung karbohidrat akan dicerna menjadi gula sederhana untuk disimpan di hati dan otot sebagai cadangan gula (disimpan sebagai glikogen – polimer glukosa) dan kelebihannya diubah menjadi lemak jenuh. 

Kadar gula darah yang tinggi (akibat konsumsi karbohidrat) dan lonjakan hormon insulin (yang akhiri dipicu naiknya gula darah) juga meningkatkan potensi peradangan dan pengerasan di pembuluh darah. 

Konsumsi karbohidrat membuat gula darah fluktuatif alias tidak stabil.

Membuat mudah lapar lagi dan bawaannya ingin ngemil.  

Padahal makan karbo/gula melebihi kebutuhan yang dicadangkan sebagai simpanan glikogen di otot dan di liver akan menambah simpanan lemak tubuh. 

Kebanyakan lemak jenuh yang berasal dari glukosa ini menyisakan LDL atau peningkatan kadar kolesterol yang buruk bagi kesehatan pembuluh darah dan berisiko sakit jantung. 

Maka, satu lagi keunggulan diet pantang karbo/gula bukan sekedar untuk menurunkan berat badan (mengurangi lemak), tapi juga menurunkan resiko serangan stroke dan penyakit jantung. 
*sumber: Dr Malcolm Kendrick