​Kanker Bisa Pakai Keton


Walaupun sel tumor dan kanker dikenal banyak membutuhkan glukosa untuk metabolismenya;

Dikenal sebagai Efek Warburg dimana sel kanker menggunakan glikolisis untuk energinya, 

Padahal sel-sel yang sehat kebanyakan menggunakan proses oxidative phosporylation. 

Lalu adalah logis dengan memanfaatkan diet Keto yang sangat rendah gula tapi tinggi lemak. 

Kalau perlu berpuasa untuk membuat kanker ‘lapar’ (padahal bahaya cachexia & sarcopenia)

Bisa makin kurus, atropi otot, malnutrisi dan kanker pun bisa beradaptasi dengan keton ini. 

Jadi tidak sesederhana itu, kanker ini kompleks dan multifaktorial, salah-salah jadi lebih ganas! 

Ternyata sel tumor dan kanker juga dapat memanfaatkan keton, laktat, dan juga lemak! 

Studi ilmiahnya; http://www.tandfonline.com/doi/abs/10.4161/cc.9.17.12731

Keton malah mendorong metabolisme oksidatif  mitokondria, metastasis dukung pertumbuhan, 

Baca jurnal ilmiah dimana keton membuat kanker payudara bisa berkembang lebih parah:

Sumber studinya baca; https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/21512313 

Dan lemak bisa membantu sel kanker menjalar lebih cepat, padahal udah pantang karbo/gula. 

Sumber studi-studi ilmiahnya silahkan lihat; http://dx.doi.org/10.1038/nature20791 

Serta baca; http://www.nature.com/news/fat-fuels-cancer-s-spread-in-mice-1.21092

Dan juga; https://www.nature.com/nature/journal/v541/n7635/full/nature20791.html 

Justru memblokir katabolisme lemak bisa untuk terapi kanker yang sedang diteliti;

Studinya bisa dilihat disini; https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/25122071

Oleh karena, lemak terbukti memberikan tenaga percepatan pada sel kanker rahim juga, 

Coba cek aja risetnya disini; https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/22037646 

Intinya, kita mesti berhati-hati…

Jangan gampang percaya dengan klaim diet tertentu seperti keto bisa sembuhkan kanker. 

Padahal menurut uji klinis keton itu bisa membuat tumor membesar dan metastasis;

Lebih lengkap; https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3507492/ 

Kanker itu kompleks, dan waspada dengan mereka yang menjual teori dan produk-produk. 

Lebih baik kita tetap berupaya secara medis dan kerjasama dengan dokter yang ahlinya. 

Serta jadilah pasien pintar, banyak belajar jangan mudah percaya sama kata2 siapapun!