Pesan e-Magazine Pantang Diet edisi kedua; PDKT (Paleo Diet & Ketogenic Therapy) hanya 20 ribu plus donasi seikhlasnya aja ke rekening bca 3450150079 nanti bukunya dikirim dengan format file PDF.
Apa itu Paleo Diet?
Yaitu pola makan ala manusia purba yang tidak mengkonsumsi produk pertanian seperti tepung & gula, gandum serta biji2an (grains)
Ada juga yang masih konsumsi keju dan susu itu Paleo yang primal, tapi sisanya sama: banyak makan daging, ikan, telur, serta sayur dan buah serta umbi atau kacang bisa sesekali.
Nah, yang panjang adalah menerangkan apa itu Ketogenic Therapy?
Ketogenik sebagai diet bisa berpotensi memberikan efek therapeutic alias membantu kesembuhan tapi ada juga resiko seperti asidosis, serta asam urat, dan batu ginjal juga gangguan tiroid.
Tapi pertama-tama, kita pelajari apa itu keton?
Keton adalah senyawa hasil proses pembakaran lemak yang tidak komplit.
Biasanya oksidasi lemak terjadi dalam beberapa langkah, dan keton tercipta ketika kondisi ketosis terjadi.
Namun, keton ini bisa digunakan juga oleh mitokondria dalam sel-sel untuk dibakar jadi energi juga..
Dan keton ini larut dalam air, tidak seperti lemak, sehingga bisa menembus ke otak dan digunakan sebagai sumber tenaga selain glukosa.
Tapi sebelumnya, saya akan jelaskan asal-usul produksi keton dari oksidasi lemak yang tidak komplit ini..
Pertama-tama, ketika dalam keadaan hormon insulin rendah (misal berpuasa, atau tidak makan karbohidrat hanya sedikit, protein moderat); maka:
Asam lemak yang tersimpan di dalam sel-sel adipose dengan cepat dilepas ke aliran darah, lalu diserap sebagian besar oleh hati..
Di hati terjadi proses oksidasi asam lemak ini menjadi asetil-co A dan dikondensasi dengan oksaloasetat dalam siklus sitrat untuk menghasilkan ATP atau energi (adenosine triphospat)
Namun, jika terjadi kelebihan asetil-co A dan kurang diimbangi dengan oksaloasetat (dari gula & asam amino juga) maka siklus sitrat tidak bisa memprosesnya, sel-sel hati membentuk asetil-CoA ini dengan disatukan dua molekul asetil-CoA menjadi senyawa yang kemudian dimetaboliser lalu disekresikan ke dalam aliran darah sebagai ketone bodies seperti asam asetoasetat dan senyawa sejenisnya asam beta-hidroksibutirat dan aseton.
Salah satu ketone bodies yang terbentuk (aseton) meninggalkan badan melalui paru-paru menyebabkan pernapasan seseorang sebagai karakteristik kondisi ketosis, napas berbau (makanya orang puasa ada nafas baunya yang khas) mirip juga dengan sugar-alcohol kayak aroma buah atau besi.. Itu ciri-cirinya ketosis.
Kebanyakan ketone bodies akhirnya akan diubah menjadi kembali ke asetil-CoA di dalam sel lain yang memakai ketone bodies sebagai bahan bakar..
Misalnya otak yang bisa menggunakan bahan bakar keton selain glukosa, kalau makanya diet ketogenik awalnya untuk terapi otak pada penyakit epilepsi, sakit kejang supaya berkurang atau hilang.
Senyawa keton ada 3 jenis: Asetoasetat, Beta hidroksibutirat dan aseton.
Asetoasetat ini dibentuk dari asetil KoA dalam tiga tahap. Dua molekul asetil KoA berkondensasi membentuk asetoasetil KoA, beta hidroksibutirat terbentuk melalui reduksi asetoasetat di matriks mitokondria, dan asetasetat secara lambat mengalami dekarboksilasi spontan menjadi aseton, aseton inilah yang terdeteksi di nafas bau keton.
Selain dengan diet ketogenic, ketogenesis atau produksi keton terjadi ketika seseorang tidak konsumsi kalori atau sumber energi..
Diambil beberapa simpanan kalori dalam badan ketika puasa yakni: glikogen atau rantai karbohidrat yang sepenuhnya jadi glukosa, jadi bisa disebut sebagai simpanan gula, ada di hati dan otot, termasuk jantung.
Protein yang ada di dalam tubuh, bisa dipecah menjadi asam amino sebagai penyusunnya.
Beberapa asam amino bisa menjadi glukosa tapi tidak pernah keton; beberapa tidak bisa berubah jadi keduanya;
Beberapa bisa menjadi keton tapi tidak bisa menjadi glukosa.
Protein inilah yang biasanya dalam rasio Wilder (pelopor terapi dengan diet Keto) bahwa 46% protein bisa jadi keton, dan 54% protein menjadi glukosa.
Ada juga orang yang salah dan berkata 56% protein bisa jadi gula, hanya mengikuti dr Atkins.
Sebenarnya ini salah. Yang benar protein yang lengkap bisa berubah 20% jadi keton, 80% protein bisa menjadi glukosa, tapi sesuai dengan kebutuhan badan tidak langsung jadi gula!
Dan terakhir adalah cadangan lemak dalam bentuk Trigliserida dan fosfolipid, yang dipecah menjadi asam lemak sebagai penyusunnya.
Trigliserida terdiri dari tiga rangkaian asam lemak dan satu batang gliserol. Asam lemak ini bisa menjadi keton tapi bukan glukosa; gliserol bisa membuat glukosa tapi tidak keton.
Biasanya, 10-12% energi dari trigliserida adalah dalam bentuk gliserol (yang berpotensi menjadi glukosa) dan 88-90% berbentuk asam lemak (yang berpotensi menjadi keton).
Ketika berpuasa, tubuh menggunakan 75% lemak dan 25% protein setelah menguras cadangan gula (walau glikogen tidak pernah sepenuhnya habis)
Jadi kalau mau diet Keto mesti ikuti formula itu, dan jika ingin lebih banyak ketonnya; bisa coba konsumsi lemak rantai pendek seperti yang ditemukan pada minyak kelapa alias MCT oil (medium chain triglycerides).
Dan beberapa jenis asam amino dalam protein tertentu namun cenderung lebih mendukung ketosis alias asam aminonya bersifat ketogenik /non-glukogenik misalnya kayak asam amino leucine dan lysine.
Kalau orang makan lemak kebanyakan, yang rantai panjang, belum tentu jadi keton tapi bisa dioksidasi sepenuhnya di sel2 dan ditransportasi kesana, dijadikan membran sel2 atau disimpan dalam cadangan lemak badan.. Kalau lemak yang dikonsumsi rantai pendek atau menengah seperti mct-oil atau vco, liver akan jenuh, siklus sitrat jadi kepenuhan hingga diproduksilah keton di hati, tak perduli tubuh butuh atau tidak keton-keton ini, jadi bisa aja berlebihan ketonnya tanpa bisa dimanfaatkan oleh badan..
Jadi, bagaimana dengan efek terapi yang bersifat ketotic?
Stay tuned!
Sumber studi: Owen OE et al. Brain metabolism during fasting. J Clin Invest. 1967 Oct;46(10):1589-95. http://pmid.us/6061736.
*mohon support website ini dengan donasi seikhlasnya aja ke rek. bca 3450150079
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.