Kopi dan Gula vs Diabetes 

Kopi bisa sangat protektif terhadap penderita diabetes. 

Niacin dan magnesiumnya sangat penting, namun juga merupakan sumber antioksidan, 

Dan ini bantu mempertahankan produksi tiroid dan progesteron di tingkat yang normal. Cokelat mungkin juga bersifat protektif, dan ini adalah sumber magnesium dan antioksidan yang bagus juga.

Sebuah studi (Xia, dkk, 2008) menunjukkan bahwa penghambatan sintesis kolesterol oleh sel beta merusak sintesis insulin, dan bahwa penambahan kolesterol mengembalikan sekresi insulin. 

Teh hijau bisa mengandung jenis inhibitor ini, namun penggunaannya yang dikaitkan dengan penurunan risiko diabetes adalah kafeinnya. 

Jadi adalah kafein yang cenderung menjadi zat pelindung utama pada teh, coklat dan utamanya; kopi..

Serta gula akan melindungi sel-sel beta di pankreas penghasil insulin dari kerusakan, yang merusak sel-sel ini adalah lemak, asam lemak bebas (NEFA; non-esterified fatty acid) dari pemecahan lemak yang berlebihan bersifat merusak/lipotoxicity terhadap sel-sel beta di pankreas, gula melindungi sel dari kerusakan akibat lemak ini.

Gula melindungi sel beta dari asam lemak bebas, itu dengan cara yang sama gula juga bisa melindungi sel-sel pembuluh darah, memulihkan energi metabolik dan mencegah kerusakan pada mitokondria. 

Glukosa menekan pembentukan superoksida dalam sel beta (Martens, et al., 2005) dan tampaknya di sel lain termasuk sel otak ( Isaev, et al., 2008).

Efek perlindungan sel beta glukosa didukung oleh bikarbonat dan sodium. 

Sodium mengaktifkan sel untuk menghasilkan karbon dioksida, memungkinkan mereka mengatur kalsium, mencegah terjadinya overstimulasi dan kematian sel-sel itu. 

Untuk sejumlah energi yang dihasilkan, oksidasi atau pembakaran glukosa akan menghasilkan lebih banyak karbon dioksida dan menggunakan sedikit oksigen daripada oksidasi asam lemak.

Jadi efek pembakaran glukosa lebih baik untuk kadar oksigen dan sinyal dari karbon dioksida untuk lebih optimal, kurang karbon dioksida, misal pada pembakaran lemak, jadi bisa rendah tingkat oksigen pada sel, menurunkan kesehatan keseluruhan meningkatkan stres. 

Lemak dibakar cukup pada saat rileks saja, tidur dan untuk jantung bagian myocardium, sisanya seluruh sel-sel lebih baik pakai gula.
Yang masih takut gula pasir disakarida (sukrosa: glukosa & fruktosa sama kayak buah), baca ini:

Kera yang hidup di alam liar, ketika makanan mereka banyak buah, kortisol mereka rendah, dan meningkat saat mereka makan makanan dengan sedikit atau kurang gula (Behie, et al., 2010). 

Konsumsi sukrosa menurunkan ACTH, hormon stres pituitari utama (Klement, et al., 2009; Ulrich-Lai, et al., 2007), 

Dan stres meningkatkan kebutuhan konsumsi gula dan lemak (Pecoraro, et al., 2004). 

Jika kelenjar adrenal hewan dibuang, sehingga mereka kekurangan steroid adrenal, mereka memilih untuk konsumsi lebih banyak sukrosa (Laugero, et al., 2001). 

Stres dianggap sebagai sinyal kebutuhan tubuh akan gula. 

Jika kurang konsumsi sukrosa, lalu malah mencoba memenuhi kebutuhan gula dengan makan pati dan lemak, maka ini lebih cenderung menyebabkan kelebihan berat badan.

Pengalaman saya, jika cukup konsumsi gula dari buah dan sukrosa saya udah ga kepengen lagi pati, mie, roti, tepung2an, pizza, donat makanan yang bikin gemuk (kombinasi pati & lemak, khususnya minyak dari sumber nabati)