Resiko-Resiko Diet Keto (Ketogenik, Atkins, DEBM, Zerocarb dan Pola Makan Rendah Karbohidrat Lainnya)

Cara diet rendah karbo/gula seperti keto, memang bisa menurunkan berat badan dengan cepat.

Juga mengandung potensi manfaat untuk yang punya sakit epilepsi, obesitas dan diabetes, pcos, dll.

Tapi hati-hati juga dengan resiko-resikonya, bisa berbahaya walau tidak selalu dan semuanya.

Berikut beberapa bahaya yang berpeluang (resiko) bisa terjadi (tidak pasti) tapi mungkin dialami para pelaku diet rendah karbohidrat seperti ketogenik, debm, atkins, dll.

Ketoasidosis, yang terjadi ketika seseorang tidak memproduksi insulin secara cukup (biasanya diabetesi tipe 1 dan yang tipe 2 tapi sudah parah) mesti berkonsultasi dengan dokter dan tenaga ahli kesehatan seperti pakar gizi untuk menghindari resiko yang cukup membahayakan jiwa ini.

Asam urat yang meningkat, juga menjadi resiko Diet Keto, bisa memicu radang sendi juga tulang keropos (osteoporosis) karena tingkat keasaman yang naik menguras kalsium, juga berpotensi terkena penyakit batu ginjal.

Selain insiden batu ginjal, batu empedu juga cukup sering terjadi pada para pelaku diet rendah karbohidrat tinggi lemak.

Selanjutnya, yang juga banyak dialami pelaku diet adalah kerontokan rambut, solusinya mesti cukup gizi seperti protein, vitamin dan mineral untuk rambut & kulit/folikel.

Gangguan pencernaan seperti konstipasi atau malah diare, juga eneg atau pusing hingga muntah.

Walau beberapa masalah yang ada bisa hanya masa adaptasi saja seperti juga sakit kepala, keram, bau mulut/bau badan, letih, susah tidur, hingga ke bad mood yang persoalannya diatasi dengan cukup nutrisi serta elektrolit khususnya sodium/natrium dan kalium/potassium juga magnesium.

Kadang yang berdiet juga menggunakan garam tanpa yodium tambahan, membuat isu di tiroid sehingga metabolisme turun.

Pelaku diet juga rentan terhadap eating disorder, secara psikologis tidak sehat, fobia/ketakutan yang berlebihan pada makanan tertentu, terjebak siklus yang menghukum diri: Cheating-Bingeing-Purging, dst.

Diet Keto juga memicu resistensi insulin fisiologis, dimana toleransi karbohidrat jadi rendah, sedikit kemasukan karbo/gula langsung bergejala dan mudah stres/emosional (kurang serotonin).

Jika kurang bisa mengelola dietnya untuk jangka panjang khususnya tidak menjaga kelebihan kalori walau dari lemak, maka bisa berpotensi kenaikan berat badan yang lebih banyak dari sebelum diet, perut yang lebih buncit, hingga obesitas jika tidak mampu mempertahankan pola makannya sampai tua atau selamanya.

Hal ini karena, penurunan berat badan hanya mengecilkan ukuran sel-sel lemak tapi tidak mengurangi jumlahnya.

Sel-sel lemak yang banyak dan yang masih berpotensi membesar lagi ini mengirimkan sinyal leptin lebih sedikit, menurunkan pembakaran energi, melepaskan sinyal lapar ghrelin (yang biasanya ditekan oleh leptin & insulin sebelumnya) kini jadi bikin susah berdiet terus menerus.

Dan memang pada beberapa orang terdapat kelainan sehingga tidak bisa mengoksidasi lemak untuk memproduksi tenaga, sehingga tidak cocok diet rendah karbohidrat tinggi lemak, lebih cocok diet rendah lemak tinggi karbohidrat dan kedua jenis diet ini sama saja efektivitasnya ketika komposisi proteinnya disamakan.

Plus, hampir semua orang tidak berhasil diet di atas 5 tahun, mayoritas semuanya gagal dan berat badannya naik kembali karena nafsu makan yang jadi melonjak.

Maka sebaiknya cukup dengan setel nafsu makan saja, tak usah diet atau tak perlu pantang karbohidrat.

Pantang Diet 4.0 dengan empat teknik menyetel nafsu makan, bisa bebas makan apa saja yang disuka.

Baca caranya di ebook PD 4.0 gratis konsultasi setelah beli di no. WA/Telegram 08-7878-10-5050