Turunkan Berat tanpa Diet atau Olahraga?

Banyak orang menurunkan berat badan itu biasanya dengan diet dan olahraga, kalau diet itu untuk mengurangi kalori masuk dan meningkatkan pengeluaran kalori dengan berolahraga.

Biasanya, diet itu mengurangi kalori masuk rata-rata per hari sebesar 250~500 Kcal, baik dengan diet mengurangi porsi, frekuensi (puasa/intermittent fasting), berpantang seperti vegan, low carb (diet Keto ada tambahan defisit 100~300 Kcal dari keton), tapi diet maksimal sekitar 500 Kcal/hari kecuali ektrim dan itu susah, akan kelaparan terus dan tergoda Cheating, sekalinya berhenti, berat akan kembali naik bahkan diet memicu Craving hingga Binging akhirnya kegemukan lagi.

Olahraga itu paling menyita waktu, apalagi kalau harus ke gym atua pakai perlengkapan khusus. Biasanya olahraga itu seminggu paling rajin 3 kali, jadi rata-rata sehari menambah defisit kalori sekitar 100~200 Kcal saja, setelah itu jam diluar olahraga malah males dan lebih banyak duduk kurang gerak (metabolisme turun di NEAT; Non Exercise Activity Thermogenesis)

Dalam Pantang Diet, kita tidak berdiet tapi makan untuk kebutuhan nutrisi, makan memberikan gizi yang optimal untuk tubuh sehat seperti yang paling penting protein, lemak Omega 3, karbohidrat sehat, vitamin dan mineral khususnya elektrolit (kurang elektrolit bukan hanya untuk dehidrasi/haus tapi juga bisa bikin lapar)

Dan untuk defisit kalori, yang ditingkatkan adalah NEAT, yaitu aktivitas harian diluar olahraga, makan dan tidur. Bayangkan, beda NEAT seorang petani dengan pegawai bisa hingga 2000 Kcal! Bahkan seorang penjaga toko yang banyak berdiri vs karyawan kantor yang banyak duduk selisihnya bisa seribuan, lebih banyak daripada defisit oleh diet atau olahraga.

Jadi, kita paling banyak membakar lemak badan itu dengan bergerak, jalan kaki, aktivitas santai, kerja ringan tapi konsisten, bersih-bersih, banyak berdiri daripada duduk saja.

Duduk itu bikin gemuk, enzim pemecah lemak berkurang 90%, lemak darah/trigliserida beserta kolesterol naik, metabolisme turun, pembuluh darah kaku, bikin tulang keropos, sakit punggung, depresi, rentan sakit kepala, flu, diabetes, hingga penyakit jantung dan kanker.

Itulah bedanya orang kurus yang makan banyak tetap bisa langsing, karena tingginya tingkat aktivitas alias banyak gerak, jalan kaki, jarang duduk susah diam, NEAT-nya tinggi.

Sedangkan ada orang yang gemuk walau sudah berusaha untuk diet dan olahraga, walau defisit kalori tetap kelebihan berat badan, itu karena mikroba di ususnya. Bagaimana cara mengelola mikroba usus ini? Stay tuned di pantangdiet.com!